Free Blog Content

Selasa, 08 November 2011

Pengertian Etika

Nama : Mayang Amalia Rizky
Kelas : 4 EA 13
Npm : 10208786
Tugas : Tugas Softskill Etika Bisnis

A. Pengertian Etika
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the performance index or reference for our control system“. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control“, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
B. Etika dalam Sehari-hari dan Etika dalam Bisnis
• Etika dalam Sehari-hari
Etika dalam kehidupan sehari-hari Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Contoh : Etika ketika makan dan minum.
1. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kotor.
2. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur.
3. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
4. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
• Etika dalam Bisnis
Etika sebagai rambu- rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Dalam etika bisnis akan diuji peran – peran dan prinsip- prinsip dalam konteks komersial / bisnis.
Contoh : Stasiun Tv menginvestigasi Bakso Tikus
Salah satu stasiun tv swasta dituding telah merekayasa tayangannya, stasiun tv tersebut membuat tayangan yang merugikan beberapa penjual bakso. Dalam tayangan tersebut,stasiun ty swasta tersebut menampilkan cara pembuatan daging bakso yang terbuat dari daging tikus. Daging yang tidak layak untuk di konsumsi oleh manusia. Masyarakat yang menyaksikan tayangan itu beranggapan bahwa daging bakso yang dijual oleh semua penjual bakso berasal dari daging tikus. Beberapa penjual memprotes tayangan tersebut pada stasiun tv yang bersangkutan. Dan akhirnya, stasiun tv tersebut mengklarifikasi dengan mengadakan acara makan bakso bersama, tetapi masyarakat belum langsung percaya. Pedagang bakso lainnya ikut rugi akibat bakso tersebut.

C. Perbedaan Etika Teologi dan Etika Deontologi

• Etika Teologi
Etika teologi adalah etika yang mengukur baik – buruknya sutu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu missal mencuri sebagai etika tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan itu sendiri melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu.
Contoh : seorang anak mencuri uang dari seseorang tetapi uang tersebut dipakai untuk membiayai ibunya yang sedang sakit.
Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan tetapi buruk dari segi perilaku. Etika teologi lebih bersifat ke situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan yang bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
• Etika Deontologi
Etika deontology menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik atau buruk akan dinilai dan dibenarkan bukan berdasrkan akibat melainkan berdasarkan tindakan itu, bernilainya moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Contoh : suatu tindakan bisnis akan di nilai baik bagi pelakunya karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku seperti memberikan pelayananyang baik ke konsumen, menawarkan barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar